ketika Gaza lumatketika Rafah rentungaku di mana?
aku sedang minum-minum di kafebergelak ketawa dengan teman-temanberkongsi cerita tanpa sempadan
aku sedang tidur nyenyak di kamar dingindalam pelukan mimpi-mimpitanpa gangguan dentuman atau jeritan
@ ♬ –
aku sedang berbual dengan daun-daunmentafsir makna hijau tanpa menemukan jawapanaku membelai bunga-bunga sambil mengiradetik kembang kudupnya bila
aku sedang menimbang-nimbangantara mahu berkeliaran di dewan-dewan perbincanganatau mengunjungi monumen dan galeri arcademi mempamerkan kebangsawanan dan keintelektualan
ketika Gaza hancurketika Rafah leburaku di mana?
aku sedang membaca berita kehancuran dadalaki-laki perkasadihentak runtuhan masjid ketika mereka sujud di sejadahaku menonton kematian ibu-ibu tanpa kubur bernisanaku menatap raung anak-anak kehilangan ibusambil memegang secebis batu untuk kunyahansesekali aku mengalih-alihkan pandanganke pentas nyanyian dan medan tarianuntuk menghiburkan jiwa yang kesunyian
aku jauhtidak mungkin dapat mereka kutolong
ketika Rafah terbakarketika Gaza jadi debuaku di mana?
aku sedang menyelak lembar akhbaryang menyisipkan debar Palestinedi celah-celah kisah bola sepak yang memuncakdi sela-sela foto artis kekurangan pakaiansambil menghirup kopi mahal jenama Amerika
aku membaca kisah kematian tak terhitungaku menatap tubuh rentung tak berkafanaku merenung darah mengalir di sepanjang jalanhospital pun tiada lagi keamanan dan rawatan
ya aku melihat hujan api yang mengucurkan darahwanita yang meraung di runtuhan rumah sambilmencari mayat anak dan suami
ya aku menatap mata berkacaanak-anak mencari ibu bapanyasambil menjilat air mata sendiriuntuk memutuskan dahaga
ketika Rafah terbakarketika Gaza jadi debuaku di mana?….Ah, sajak ini belum selesaidan tidak akan selesaikerana jiwaku sudah mati
Mohamad Saleeh RahamadPresiden PENA